Musi Banyuasin – Dugaan kuat adanya Keberpihakan wasit dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumatera Selatan ke-XV di Musi Banyuasin (Muba) memicu kritik tajam dari berbagai pihak. Ir. H. Suharli M. Yamin, M.Si., Mantan Ketua KONI Empat Lawang, bahkan secara tegas menyatakan bahwa dalam menghadapi tuan rumah, "hakikatnya lawan yang sebenarnya adalah wasit."
Pandangan kritis tersebut disampaikannya setelah menyaksikan langsung pertandingan cabang Pencak Silat di Padepokan Pencak Silat Sekayu, di mana atlet dari Empat Lawang didiskualifikasi saat bertanding melawan atlet tuan rumah.
Sorotan Tajam Terhadap Fenomena Juara Umum
Suharli M. Yamin menyoroti pola yang dianggap berulang dalam ajang olahraga di tingkat daerah maupun nasional.
"Fenomena juara umum dalam perolehan medali selalu diduduki oleh tuan rumah. Anehnya, bila tidak menjadi tuan rumah, prestasi kabupaten/provinsi tersebut merosot tajam. Sepertinya ada indikasi raihan medali bukan lagi berbasis prestasi," ujarnya.
Ia menambahkan, keberpihakan wasit dan aturan yang cenderung menguntungkan tuan rumah pada akhirnya merusak makna, aspek, dan nilai-nilai sportivitas yang seharusnya dijunjung tinggi dalam olahraga.
Dugaan Kecurangan Kental di Lapangan
Situasi yang dipertanyakan ini juga dirasakan oleh Bapak Umar Said, salah satu pengurus cabang olahraga bela diri dari Kota Lubuk Linggau. Menurutnya, dugaan kecurangan terasa kental terjadi di Porprov Muba, meliputi berbagai kontroversi:
Perekrutan atlet cabutan dari luar provinsi.
Penggelembungan medali tuan rumah.
Perubahan hasil keputusan wasit yang dilakukan oleh panitia.
Kondisi ini memicu gelombang protes keras, bahkan dilaporkan beberapa kontingen kabupaten memilih untuk pulang lebih awal sebagai bentuk penolakan terhadap ketidakadilan yang mereka rasakan.
Para pegiat olahraga berharap situasi ini tidak terus dibiarkan. Jika Sumatera Selatan serius ingin melahirkan atlet berprestasi yang mampu bersaing di tingkat nasional, maka integritas dan sportivitas dalam kompetisi daerah harus menjadi prioritas utama. (Wtn)
